Mencermati Sertifikasi SNI Mainan di Indonesia
Beberapa minggu lagi Indonesia akan memberlakukan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk mainan di Indonesia. Detail dari regulasi tersebut bisa ditelaah di website resmi Kementrian Perindustrian di sini. Intinya, semua mainan impor harus memiliki sertifikasi SNI. Regulasi ini direncanakan aktif bulan September 2013 namun baru tegas diterapkan mulai tanggal 30 April 2014.
Baca selengkapnya ....
Baca selengkapnya ....
Akankah regulasi sertifikasi SNI ini mempengaruhi distribusi Gunpla di Indonesia? Berikut sedikit tulisan untuk mencermati kebutuhan sertifikasi tersebut. Secara umum, gunpla akan saya wakilkan dengan produk dari perusahaan Bandai. article by http://gundamshutter.blogspot.com/
Apakah tujuan sertifikasi SNI untuk mainan?
Tahukah anda, bahwa sertifikasi SNI ini justru sesuatu yang harus didukung bersama oleh penduduk Indonesia? Alasannya sangat sederhana, regulasi ini bertujuan untuk melindungi semua anak-anak polos yang bermain dengan mainan di tangannya. Bahkan kalau dipikir-pikir, rakyat Indonesia justru musti menuntut kecerobohan kinerja pemerintah yang sangat lemah dalam hal perlindungan keselamatan / safety pada anak-anak Indonesia dengan baru memberlakukan peraturan ini sekarang. Telat banget. Bayangkan, apakah ini berarti selama ini tidak ada sertifikasi standar untuk mainan yang beredar di Indonesia? Harusnya ADA! Regulasi safety product di Indonesia memang sudah selayaknya ada. article by http://gundamshutter.blogspot.com/
Apakah selama bertahun-tahun anak-anak Indonesia tidak memiliki perlindungan product safety untuk mainan yang mereka mainkan?
Apakah di luar Indonesia sudah ada regulasi safety product?
Singkat cerita, iya ADA! Bahkan sudah ada dari jaman baheula. Standarisasi yang paling umum adalah yang kita kenal sebagai sertifikasi yang dikeluarkan oleh ISO alias International Standard Organization. ISO sudah ada sejak tahun 1947. Jika kita lompat ke topik produk yang dikeluarkan oleh Bandai, maka negara asal Bandai alias Jepang sudah menerapkan safety produk sejak pertama kali produk ini dirilis ke publik. Alasannya sangat sederhana, karena Jepang memiliki safety produk yang sangat ketat dan tidak masuk akal kalau produk mereka tidak memiliki sertifikasi product safety. article by http://gundamshutter.blogspot.com/
Product Safety untuk Gunpla dari Jepang
Gunpla Bandai memiliki sertifikasi yang tertera di semua box gunpla nya. Sertifikasi yang mereka miliki adalah ST. Singkat cerita Bandai mengantongi sertifikasi Toy Safety Standard, dan dengan bangga semua box mereka memiliki logo ST. ST ini di update per tahun. Di website tersebut dijelaskan bahwa ST 2012 mengacu pada ISO 8124. Artinya sudah sangat standard internasional. article by http://gundamshutter.blogspot.com/
HGUC yang mengantongi logo ST07 (tahun 2007) dan HG Age yang mengantongi logo ST11
di kotak dibawah juga terlihat stiker tambahan dari authority Malaysia yang menjelaskan bahwa produk tersebut adalah Scale Models, bukan Mainan.
HGBF Bandai yang siap dengan standard ST13 nya, sangat up to date.
Product Safety untuk Mainan pada Umumnya
Di negara lain, misalnya China, salah satu yang mereka pakai adalah sertifikasi ASTM dan CE. Terlihat box untuk Hot Wheels yang dibuat di China memiliki logo C.E yang menjawab kebutuhan safety dari ASTM.
Apakah SNI betul-betul jawaban yang tepat untuk produk Import?
Sejauh ini dari informasi yang tersedia, SNI adalah regulasi LOKAL dari Indonesia. Tentunya memberlakukan sertifikasi ganda untuk produk-produk yang sudah memiliki sertifikasi international seperti ISO, ST, CE atau ASTM adalah mubazir. Yang perlu memiliki sertifikasi SNI justru adalah produk lokal yang dibuat di Indonesia yang tidak diketahui product safety nya. article by http://gundamshutter.blogspot.com/
kalau diterapkan secara adil, justru sertifikasi SNI akan mempersulit industri mainan kelas menengah di Indonesia, di mana pengusaha harus mengeluarkan biaya tambahan untuk peningkatan product safety dan sertifikasi
Serfitikasi SNI juga diperlukan untuk mainan import yang tidak diketahui asal usul product safetynya. Di sinilah, benturan antara penggemar gunpla bajakan, alias bahasa kerennya "bootleg", terjadi. Gunpla bootleg mayoritas berasal dari China. Di mana industri mainan di China sangat beragam kualitasnya, dari yang sudah standard internasional hingga yang sangat buruk kualitasnya. Invasi mainan budget dari Cina ke seluruh dunia inilah yang mungkin men-trigger pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan sertifikasi SNI. Sangat sering dijumpai mainan murah yang cat nya saja gampang luntur kalau dipegang. Perusahaan yang membajak produk Bandai tentu ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dan kemungkinan besar tidak akan memperdulikan sertifikasi demi membuat produk mereka tetap bisa dijual semurah mungkin. Dalam hal ini, jikalau pun ada logo product safety di merek tsb, maka karena bajakan, bisa jadi logo tersebut hanya sekedar logo belaka yang terikut pada saat perusahaan bootleg membajak graphic art dari Bandai. article by http://gundamshutter.blogspot.com/
UPDATE: Quote dari website Kontan.co.id
Presiden Direktur PT Newboy Indonesia, Bart Nureka, mengatakan, mainan impor berlisensi selama ini sudah mengantongi sertifikasi internasional. “Hampir tidak mungkin kami tidak lolos SNI,” kata Bart.
Perbandingan Penanganan Bandai di negara-negara lain
Saya memiliki gunpla yang dibeli dari Singapura, Malaysia dan Taiwan, dikarenakan saya gemar berjalan-jalan dan membeli Gundam adalah salah satu agenda "utama". Di Singapura dan Taiwan, tidak ada tambahan sertifikasi apa pun, jelas kedua negara maju ini memiliki regulasi safety mainan yang tinggi bukan. Artinya mereka sudah percaya terhadap mainan dari Jepang. Di Malaysia, hanya ada sedikit tambahan stiker yang menjelaskan bahwa Gunpla bukan mainan , melainkan scale model (lihat foto di atas). article by http://gundamshutter.blogspot.com/
Apakah Gunpla itu Mainan?
Memang benar gunpla dipraktekkan oleh penggemar yang bukan lagi bermental anak-anak. Sehingga salah satu kekhawatiran gunpla tertelan, sepertinya tidak mungkin terjadi. Tetapi ini bukan pandangan mainstream! Secara umum, gunpla itu masih diyakini adalah mainan, dan kenyataannya memang banyak juga anak-anak yang bermain gunpla, walaupun mentalnya sudah lebih dari cukup untuk mengetahui bahwa parts dari gunpla tidak boleh ditelan! Arguman bahwa gunpla bukan mainan akan terlalu rumit untuk dijelaskan kepada Kementrian Perindustrian. Mengatakan bahwa gunpla bukan mainan sama seperti mengatakan bahwa Megadeth bukan grup musik rock (melainkan....... you know it!). article by http://gundamshutter.blogspot.com/
Kesimpulan
- Sertifikasi SNI sebaiknya hanya diberlakukan untuk mainan yang tidak memiliki sertifikasi internasional, harus adil antara mainan lokal maupun import
- Gunpla yang berasal dari Bandai sudah memiliki sertifikasi toy safety kelas international, yaitu ST.
- Regulasi sertifikasi SNI ini harus diawasi dengan baik oleh konsumen Indonesia agar tidak menjadi celah untuk mengeruk keuntungan tambahan, berupa "uang lewat" di bea cukai ataupun biaya sertifikasi yang berlebihan article by http://gundamshutter.blogspot.com/
key point of thought:
- Jika Bandai bisa meloloskan produknya untuk dijual di Jepang, apakah mungkin terganjal di Indonesia? Jepang sebagai negara yang lebih maju dari Indonesia justru memiliki standard safety yang lebih tinggi. article by http://gundamshutter.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment